Selamat Datang

Rabu, 08 Mei 2013


MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

A. Hakikat Model Pembelajaran

Model-model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori pengetahuan. Para ahli menyusun model  pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran, teori-teori psikologis , sosiologis, analisis sistem, atau teori-teori lain yang mendukung (Joyce & Weil: 1980). Joyce & Weil mempelajari model-model pembelajaran berdasarkan teori belajar yang dikelompokkan menjadi empat model pembelajaran. Model tersebut merupakan pola umum perilaku pembelajaran yang diharapkan. Joyce & Weil berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain (Joyce & Weil, 1980:1). Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya. Secara rinci tentang model-model pembelajaran ini akan dibahas di bagian akhir setelah pendekatan pembelajaran.

B.  Kelompok dan Jenis-jenis Model Pembelajaran

1.      Model Pembelajaran Berdasarkan Teori

a.      Model Interaksi Sosial
Model ini didasari oleh teori belajar Gestalt (field theory). Model Interaksi Sosial menitikberatkan  hubungan yang harmonis antara individu dengan masyarakat (learning to life together).
b.      Model Pemprosesan Informasi
Model ini berdasatkan teori belajar kognitif (Piaget) dan berorientasi pada kemampuan siswa memproses informasi yang dapat memperbaiki kemampuannya. Pemrosesan Informasi merujuk pada cara mengumpulkan/menerima stimuli dari lingkungan mengoganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep dan menggunakan simbol vebal dan visual. Teori pemrosesan informasi/ kognitif dipelopori oleh Robert Gagne (1985). Asumsinya adalah pembelaran merupakan faktor yang sangat penting.
c.      Model Personal (personal models)
Model ini bertitik tolak dari teori humanistik, yaitu berorientasi terhadap pengembangan dari individu. Perhatian utamanya pada emosional siswa untuk mengembangkan hubungan yang produktif dengan lingkungannya. Model ini menjadikan pribadi siswa yang mampu membentuk hubungan yang harmonis serta mampu memproses informasi secara efektif. Model ini juga berorientasi pada individu dan perkembangan keakuan.
d.      Model Modifikasi Tingkah Laku
Model ini bertitik tolak dari teori belajar behavioristik, yaitu bertujuan mengembangkan sistem yang efisien untuk mengurutkan tugas-tugas belajar dan membentuk tingkah laku dengan cara memanipulasi penguatan (reinforcement). Model ini lebih menekankan pada aspek perubahan perilaku psikologis dan perilaku yang tidak dapat diamati. Karakteristik model ini adalah dalam hal penjabaran tugas-tugas dipelajari siswa lebih efisien dan berurutan.

2.      Model Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual (contextual teching and learning) merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Nurhadi, 2002).

3.      Model Pembelajaran Kooperatif
            Pembelajaran kooperatif (cooperatif learnig) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang besifat heterogen. Ada beberapa variasi jenis model dalam pembelajaran kooperatif. Jenis model tersebut adalah sebagai berikut.
a.      Model Student  Teams Achievement Division (STAD)
Model ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin. Dalam model ini siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. Guru memberikan suatu pelajaran dan siswa-siswa di dalam kelompok memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut.
b.      Model Jigsaw
Model ini dikembangkan dan diuji coba oleh Elliot Aronson dan teman-temannya di Universitas Taxas. Arti Jigsaw dalam bahasa Inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang menyebutkannya dengan istilah puzzel yaitu sebuah teka-teki menyusun potongan gambar. Pembelajaran kooperatif dengan model Jigsaw ini mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji (zigzag), yaitu siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama.
c.      Investigasi Kelompok (Group Investigation)
Strategi belajar kooperatif GI dikembangkan oleh Shlomo Sharan dan Yeal Sharan di Universitas Tel Aviv, Israel. Secara umum perencanaan pengorganisasian kelas dengan menggunakan teknik kooperatif GI adalah kelompok dibentuk oleh siswa itu sendiri dengan beranggotakan 2-6 orang, tiap kelompok bebas memilihsubtopik dari keseluruhan unit materi (pokok bahasan) yang akan diajarkan dan kemudian membuat dan menghasilkan laporan kelompok. Selanjutnya, setiap kelompok mempresentasikan atau memamerkan laporannya kepada seluruh kelas, untuk berbagi dan saling tukar informasi temuan mereka.
d.      Model Make a Match (Membuat Pasangan)
Model ini merupakan salah satu jenis metode dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Penerapan metode ini dimulai dengan teknik, yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.
e.      Model TGT (Teams Games Tournaments)
TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku taka dan ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok meraka masing-masing.
4.      Model Pembelajaran berbasis Masalah (PBM)
            Tan (2003) menyatakan, Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.
5.      Model Pembelajaran Tematik
            Model pembelajarran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna pada siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Fokus perhatian dalam pembelajaran tematik terletak pada proses yang ditempuh siswa saat berusaha memahami isi pembelajaran sejalan dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus dikembangkannya.

6.      Model PAKEM (Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif,  dan Menyenangkan)
            PAKEM merupakan model pembelajaran dan menjadi pedoman dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan pelaksanaan pembelajaran PAKEM, diharapkan berkembangnya berbagai macam inovasi kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang partisipatif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
            Pembelajaran merupakan implementasi kurikulum di sekolah dari kurikulum yang sudah dirancang dan menurut aktivitas guru dan siswa sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan secara efektif dan menyenangkan. Ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Brooks bahwa “pembaruan dalam pendidikan harus dimulai dari ‘bagaimana anak belajar’ dan ‘bagaimana guru mengajar’, bukan dari ketentuan-ketentuan hasil”.
7.      Model Pembelajaran Berbasis Web (E-Learning)
            Pembelajaran berbasis web yang populer dengan sebutan Web-Based Education (WBE) atau kadang disebut E-Learning (Electronic Learning) dapat didefinisikan sebagai aplikasi teknologi web dalam dunia pembelajaran untuk sebuah proses pendidikan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa semua pembelajaran dilakukan dengan memanfaatkan teknologi internet dan selama proses belajar dirasakan terjadi oleh yang mengikutinya, maka kegiatan itu dapat disebut sebagai pembelajaran berbasis web.
            Kemudian, yang ditawarkan oleh teknologi ini adalah kecepatan dan tidak terbatasnya tempat dan waktu untuk mengakses informasi. Kegiatan belajar dapat dengan mudah dilakukan oleh peserta didik kapan saja dan dimana saja dirasakan aman oleh peserta didik tersebut. Batas ruang, jarak dan waktu tidak lagi menjadi masalah yang rumit untuk dipecahkan.

Kamis, 25 April 2013

Menanggapi pertanyaan pada pembahasan kelompok V


Menjawab pertanyaan Rahmi Nike Rosahin
  1. Bagaimana cara kita sebagai calon guru mendidik dan mengajar anak untuk menjadi lebih baik lagi, tetapi dalam kenyataannya anak tersebut memang sulit sekali untuk dididik dan diajari?
Menurut kami, dengan cara mencotohkan bagaimana sih sikap yang lebih baik itu. Mengenai kenyataan bahwa mereka memang sulit untuk dididik dan diajari, masih dapat kita atasi dengan cara mendekati anak tersebut, menanyakan apa yang menyebabkan mereka sulit untuk didik atau diajari. Mungkin ada masalah keluarga, ekonomi, atau hati. Setelah kita mengetahuinya, kita dapat memberikan nasehat-nasehat yang membesarkan hati mereka. Jadikan anak didik merasa nyaman terhadap kita sebagai gurunya, bukannya malah takut.
  1. Seorang guru dituntut untuk tampil sempurna, tapi guru juga manusia. Apa yang harus guru lakukan disaat ia sedang sakit maupun sedang mengalami suatu permasalahan, tapi harus sempurna dalam mengajar?
Menurut kami, yang harus dilakukan guru adalah bersikap profesioanal. Layaknya para artis, para guru harus semampu mungkin tidak membawa-bawa masalah pribadinya ke dalam proses belajar mengajar. Kalau sedang sakit lebih baik guru izin untuk tidak hadir ke sekolah, daripada mengajarnya tidak fokus, dan ditakutkan salah memberikan pelajaran karena tidak konsentrasi.
3. Tolong ya jelaskan lebih rinci mengenai prinsip-prinsip humanistik approach!
    - Fokus utamanya adalah hasil pendidikan yang bersifat afektif, belajar tentang cara- cara belajar dan meningkatkan kreativitas dan semua potensi peserta didik.
    - Hasil belajarnya adalah kemampuan peserta didik mengambil tanggung jawab dalam menentukan apa yang dipelajari dan menjadi individu yang mampu mengarahkan diri sendiri dan mandiri.
    - Pentingnya pendekatan pendidikan di bidang seni dan hasrat ingin tahu.
    - Pendekatan humanistik kurang menekankan pada kurikulum standar, perencanaan pembelajaran, ujian, sertifikasi pendidik dan kewajiban hadir di sekolah.
    - Pendekatan humanistik mengkombinasikan metode pembelajaran individual dan kelompok. Pendidik memiliki status kesetaraan dengan peserta didik.
    - Pendekatan humanistik memelihara kebebasan peserta didik untuk tumbuh dan melindungi peserta didik dari tekanan keluarga dan masyarakat.
    - Penggunaan pendekatan humanistik dalam pendidikan akan memungkinkan peserta didik menjadi individu yang beraktualisasi diri.

Menjawab pertanyaan Rizky Setiawan
Guru sebagai inisiator, yakni pencetus ide-ide.
Apa berarti guru itu menghegemoni siswanya?
Menurut kami, sedikit-banyaknya guru itu menghegemoni siswanya, karena guru memiliki kekuasaan tertinggi di kelas, sehingga guru sangat mungkin mendominasi terhadap murid-muridnya  agar tercapainya suatu tujuan melalui pemikiran intelektual dan moral tanpa disadari oleh murid-muridnya.
Apa dapat disimpulkan ideologi yang dipegang guru akan dipegang siswanya pula?
Menurut kami, kalau dulu kebanyakan memang benar pemikiran atau suatu ideologi yang dipegang guru akan dipegang siswanya pula. Tapi kalau menurut kami, itu belum pasti, karena pada zaman ini siswa juga turut aktif dalam porses pembelajaran. Sehingga siswa dapat memilah-milah sendiri mana pemikiran atau ideologi yang benar, dan dapat mereka ikuti.

Menjawab pertanyaan Lisa Ariani
Saya ingin meminta penjelasan kalian tentang guru harus memiliki kemampuan profesional, Memiliki kapasitas intelektual, Memilki sifat edukasi sosial.
Menurut kami, memiliki kemampuan profesional maksudnya adalah para guru mengajar sesuai dengan latar pendidikan mereka. Bukan mengajar bidang pelajaran yang mereka tidak kuasai atau mengerti. Memiliki kapasitas intelektual (intelectual ability) maksudnya adalah memiliki kemampuan untuk berpikir dalam memecahkan suatu masalah.  Sedangkan memiliki sifat edukasi sosial adalah memiliki kemampuan untuk mengendalikan keadaan pada saat proses belajar mengajar.

Pertanyaan Rina Rahmawati
“Guru di sekolah tidak hanya sebagai transmiter, tetapi juga sebagai transformer dan katalisator dari nilai dan sikap.”
Tolong jelaskan beserta contoh mengenai peranan guru sebagai transformer dan katalisator itu seperti apa? Terimakasih.
Menurut kami peranan guru sebagai transformer sangat besar  , karena guru dapat menghegemoni anak didik untuk menjadi manusia yang lebih baik. Sedangkan peranan guru sebagai katalisator adalah sebagai pembaharu. Guru berperan dalam melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Pembaharuan  itu tidak hanya intelektual saja, tetapi berbagai perubahan nilai dan sikap.    Balas
Pertanyaan Ibu Cahaya
Coba tanggapi untuk semua kelompok pernyataan ini "kedudukan guru mencerminkan profesionalitasnya, namun masih saja terdapat oknum guru yang menjadi "tim sukses" untuk Ujian Nasional anak didiknya." Kira-kira dalam hal ini siapa yang harus dibenahi?
Menurut kami, yang harus dibenahi pertama-tama adalah sistem untuk menentukan kelulusan seorang siswa. Bagaimana siswa lulus karena benar-benar kemampuan dirinya sendiri tanpa karena bantuan orang lain. Karena pada kenyataannya nilai-nilai tinggi di ijazah yang tinggi tidak menjamin kemampuan seseorang sebesar nilai di ijazahnya. Mungkin ujian bisa dilakukan dengan cara lisan, sehingga siswa memiliki motivasi besar untuk belajar karena tidak akan ada yang dapat membantunya, selain dirinya sendiri.  Yang perlu dibenahi juga adalah dewan guru beserta kepala sekolahnya. Karena mungkin saja guru tersebut didesak oleh kepala sekolahnya agar sekolah mereka tempat bekerja terlihat maju dalam hal nilai UN dibanding sekolah lainnya. Bisa juga karena guru diancam orang tua siswa jika siswanya tidak lulus UN si guru akan celaka. Keamanan bagi guru belum terjamin, terlebih guru di pelosok yang kebanyakan orang tua siswa hanya ingin anak mereka cepat lulus, lalu meneruskan usaha mereka tanpa memperhatikan kualitas nilai akademiknya.

Kamis, 14 Maret 2013

Hasil pertanyaan yang didiskusikan dari presentasi kelompok 2



Hasil diskusi kelompok 2 'tujuan pendidikan dan pengajaran sebagai dasar motivasi'

1.       Pertanyaan Rahmi Nike Rosahin: Apakah ada hubungan antara tujuan akhir dan tujuan intermedier dengan tujuan pengajaran yang dilakukan seorang guru. Berikan alasannya! Jika ada bagaimana kita sebagai calon guru menyiapkan hal tersebut untuk anak didik kita nanti?

2.       Pertanyaan Muklis Dwi Putra: "Dengan menyadari dan memahami “siapa Dia”, ”mengapa dia diadakan kedunia ini”, dan “harus kemana nantinya”. Konsepsi seperti ini sangat penting sebagai landasan filosofis dan dasar motivasi untuk melakukan aktivitas belajar-mengajar."
Saya pernah membaca ada konsep yang mirip dengan konsepsi diatas dari buku yang membahas ilmu tauhid dalam agama Islam yang bahasannya mirip dengan kutipan makalah kelompok kalian. yang berbunyi "Siapa yang menciptakan dirinya (manusia)?", "hidup di dunia untuk apa?", dan "kemana ia setelah kehidupan ini?"
Pertanyaan saya mengapa konsep yang saya baca itu mirip dengan konsepsi yang kelompok kalian sampaikan?
Apakah ada kemungkinan kalau konsep itu awalnya dari buku yang saya baca kemudian diubah atau bagaimana?


3.       Pertanyaan Dessy Amelia: Di atas sudah kalian paparkan bahwa Tujuan pendidikan Nasional Indonesia adalah ingin membentuk manusia yang Pancasilais, yang ingin membentuk manusia-manusia pembangunan.
nah, yang ingin saya tanyakan
1. apa yang dimaksud dengan manusia-manusia pembangunan itu?
2. manusia pancasilais itu seperti apa, apakah sama dengan manusia pembangunan, karena saya belum memahami dari kalimat-kalimat di atas?

4.       Pertanyaan Mina Emylia Olfah: Sebagai calon pendidik selain mengajar kita berkewajiban membentuk anak didik kita nanti menjadi manusia pancasilais dan manusia-manusia pembangunan, tetapi sebelum hal itu kita lakukan marilah kita terapkan terlebih dahulu kepada diri kita masing-masing ^^

5.       Pertanyaan Rina rahmawati: untuk mencapai tujuan akhir maupun tujuan intermedier., kira-kira menurut kelompok, apa sih yang menjadi hambatan dalam mencapai tujuan2 tersebut? lalu bagaimana cara mengatasinya, terimakasih

6.       Pertanyaa Maulida Astuti: Kalian menyebutkan tujuan pendidikan nasional adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat nasional. Apakah dengan dilaksanakannya ujian nasional, tujuan pendidikan nasional itu sudah tercapai? Menurut kalian, apakah ujian nasional itu perlu?

7.      Pertnyaan Ahdiar Rahmat: Menurut kalian apakah sudah sepenuhnya tujuan akhir tersebut tercapai? Berikan alasan penguatnya.
Lalu apa yang menyebabkan hal itu bisa terjadi?

Kamis, 07 Maret 2013

Hasil diskusi terhadap pertanyaan pada pembahasan konsep belajar mengajar

Hasil diskusi kelompok 8, pokok bahasan Belajar Mengajar
Pertanyaan oleh Mina Emylia Olfah
            Motivasi seperti apa yang bagus untuk diterapkan seorang guru kepada siswanya agar mereka mau belajar dengan sungguh-sungguh bukan hanya satu atau dua hari saja mereka termotivasi tetapi motivasi yang berkelanjutan agar tercipta anak didik yang bukan hanya pintar tetapi juga cerdas dan kreatif?
            Menurut kami, motivasi yang bagus adalah dengan meyakinkan peserta didik bahwa apa yang akan kita pelajari mudah. Diharapkan setelah tertanam di dalam diri mereka suatu pelajaran itu mudah, mereka akan senang mempelajarinya dan tidak merasa sesuatu itu sulit. Sehingga mudah memahami suatu pelajaran. Setelah mereka mudah memahami mereka jadi tertarik untuk melakukan sesuatu mengenai pembelajaran tersebut. Sehingga mereka mendapatkan suatu pengalaman, yang pada hakikatnya pengalaman lebih bertahan lama dalam pikiran peserta didik. Bukan sekedar “tahu” tetapi “mengalami”.

Pertanyaan oleh Rizky Setiawan
    "Pemahaman tidak hanya sekedar tahu, tetapi juga menghendaki agar subjek belajar dapat memanfaatkan bahan-bahan yang telah dipahami."
Maksud dari memanfaatkan di sini?
Tolong jelaskan!
Menurut kami maksud dari memanfaatkan disini adalah bagaimana peserta didik dapat menggunakan/mengaplikasikan ilmu-ilmu dan pengalaman-pengalaman yang telah dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam proses belajar-mengajar, diluar proses belajar mengajar, ketika terjun kemasyarakat atau lingkungan, atau ketika peserta didik bekerja.

Pertanyaan oleh M. Adie Setiawan   
            "Namun ia mengemukakan bahwa stimulus tidak harus berhubungan dengan kebutuhan atau pemuasan biologis"
Tolong jelaskan maksud dari kata-kata tersebut!
Jawaban:
Sebenarnya pada bagian ini ada salah pengetikan dari kelompok 1. Pengetikan yang benar adalah '’Namun ia mengemukakan bahwa stimulus tidak harus berhubungan dengan kebutuhan atau pemuasan biologis'
        Maksudnya adalah bahwa hubungan antara stimulus dan respon cenderung hal bersifat sementara, oleh sebab itu dalam kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin diberikan stimulus, agar hubungan antara stimulus dan respon bersifat lebih tetap. Ia juga mengemukakan, agar respon yang muncul sifatnya lebih kuat dan bahkan menetap, maka diperlukan berbagai macam stimulus yang berhubungan dengan respon tersebut.

Pertanyaan oleh Rahmi Nike Rosahin
            1. Kalian mengatakan bahwa hal terpenting dari belajar adalah pengalaman yang diperoleh bukannya nilai dari belajar tersebut. Bisakah kalian memberikan contoh konkret dari hal terpenting tersebut!
            2. Paul Freire menyebutkan 2 model pendekatan yaitu pedagogy dan andragogy. Menurut kalian dari kedua model tersebut, manakah model yang paling tepat diterapkan seorang guru? Serta berikan alasannya!
Jawaban:
1.      Contoh konkretnya adalah pada sistem magang anak tata busana di SMK, pada masa magang peserta didik ditempatkan pada home industri-home industri yang cukup mempunyai nama. Otomatis disana peserta didik mendapatkan banyak pengalaman, karena mereka bukan sekedar belajar untuk mengetahui, tetapi mengalami langsung untuk mendapatkan suatu hasil tertentu. Peserta didik mendapatkan pengalaman dari berbagai kesalahan yang mereka lakukan. Mendapatkan pengalaman dari setiap model baru yang mereka buat. Pengalaman menghadapi berbagai konsumen home industri tersebut, disinilah pengalaman menjadi hal terpenting bagi proses belajar mereka. Karena segala pengalaman inilah yang mereka perlukan untuk terjun ke dunia wirausaha mereka. Bukan hanya nilai yang bisa saja tidak sesuai dengan kemampuan mereka, karena ada modus-modus lain yang melatarbelakanginya. Bukan hanya nilai yang terpampang di dalam bingkai foto yang peserta didik perlukan untuk memulai terjun bekerja, tetapi pengalamanlah yang sangat mereka perlukan.

2.      Menurut kami,  model yang paling tepatadalah model pendekatan andragogy, karena model ini menggunakan metode siswa yang aktif dlm proses pembelajarn sedangkan guru hanya sebagai fasilitator saja. Dengan aktifnya siswa memacu cara pikir, kreatifitas, dan kemampuan siswa yang lebih.
Pertanyaan oleh Syifa Aulia
            Bagaimanakah menurut kalian jika adanya keterbatasan waktu dalam proses belajar mengajar, bagaimana cara kita sebagai "calon pendidik" untuk mengajar yang efektif dalam waktu pembelajaran yang tersedia terbatas sedangkan materi ajarnya banyak?
Menurut kami, pertama dengan metode skimming yakni menemukan main idea dari materi yang kita ajarkan.  Sampaikan pokok-pokok materinya dan untuk pengayaan bisa diberi tugas kelompok untuk waktu yang lain bisa disajikan dalam bentuk presentasi oleh anggota kelompok kelas. Kedua, dengan mewajibkan siswa (bisa perorangan bisa kelompok) membaca dan membuat pertanyaan-pertanyaan dari bacaan tersebut. Kemudian guru mengajar berdasarkan dari pertanyaan-pertanyaan yang ada dengan pengayaan contoh-contoh atau simulasi.  atau dengan metode-metode lain yang dikemas secara kreatif disesuaikan dengan sekolah dan kondisi siswa-siswi di kelas.

Pertanyaan oleh Muklis Dwi Putra
    “Pendidikan seharusnya membangun kesadaran kritis, dan mampu menciptakan ruang untuk tumbuhnya resistensi dan subversi terhadap sistem yang dominan.”
    Berdasarkan kalimat diatas, apa yang dimaksud dengan resistensi dan subversi?

    “Asumsi lain dari teori sibernetik adalah bahwa tidak ada satu proses belajar pun yang ideal untuk segala situasi, dan yang cocok untuk semua siswa.”
    Apa maksud dari kalimat diatas?
Jawaban
        Resistensi diambil dari serapan bahasa inggris "Resistance" yang berarti "Ketahanan" atau "Kekebalan". Dan Subversi itu maksudnya gerakan dalam usaha atau rencana menjatuhkan kekuasaan yang sah diluar hukum undang-undang.
        Jadi, kalau subversi dalam pendidikan mungkin bisa diartikan sebagai gerakan dalam mengusahakan pendidikan itu. Sedangkan pertanyaan kedua. Maksudnya itu masih berupa asumsi lain atau dugaan lain yang dianggap benar. Jadi, kemungkinan teori ini tidak mengutamakan proses yang dimaksudkan tersebut. Teori sibernetik lebih mengutamakan belajar sebagai mengolah informasi.

 Pertanyaan oleh Lisa wulandari
         Tujuan belajar dan kedudukannya dalam proses belajar mengajar, Tolong jelaskan secara mudah mengenai dua hal tersebut!
            Menurut kami, tujuan belajar belajar dalam proses belajar mengajar sangat memegang peranan karena menentukan mau dibawa kemana arah pebelajaran ini. Proses belajar mengajar dilakasanakan berdasarkan tujuan belajar yang hendak dicapai, dan untuk mencapainya maka proses belajar itu sendiri juga menjadi prioritas. Karena tujuan akan tercapai dengan terlaksananya proses itu sendiri.

Pertanyaan oleh Hairunnisa Fitriani
    "Bagi seorang behavioris, belajar pada dasarnya adalah menghubungkan sebuah respons tertentu pada sebuah stimulus yang tadinya tidak berhubungan"
Tolong berikan penjelasan pada kalimat diatas?
Menurut kami, maksud dari penjelasan di atas adalah bahwa teori behavioristik ini lebih mengutamakan pengukuran dari pada proses pembelajaran. Karena melalui pengukuran dapat dilihat berhasil tidaknya suatu pembelajaran.

 Pertanyaan oleh Rusmaliana
Bagaimana peran seorang guru membuat siswa berkonsentrasi dan bereaksi? berikan contohnya!
Menurut kami peranan guru membuat siswa berkonsentrasi sangat besar, kemampuan pendidik mengendalikan keadaan siswa asmempengaruhi berapa besar daya konsentrasi peserta didik. Hendaknya pendidik memastikan kesiapan peserta didik sebelum memulai proses belajar mengajar. Patikan peserta didik fokus, tidak melakukan hal lain diluar pelajaran, dan dalam keadaan fisik maupun jiwa yang baik-baik saja, Dengan konsentrasi peserta didik yang tinggi, maka akan membuat peserta didik mereaksi apa yang pendidik ajarkan.
Pertanyaan oleh Muliani Rahma
Menurut kalian bagaimana cara guru dalam melakukan pengulangan yang efektif agar siswa tidak mudah lupa dengan pelajaran mereka?

Menurut kami salah satu cara dengan mengulang pembelajaran sebelumnya, sebelum memulai pembelajaran baru. Memberitahukan bahwa ada keterkaitan dari pembelajaran yang satu dengan yang lainnya. Sehingga peserta didik mempelajari ulang pelajaran yang telah mereka terima sebelumnya.

Pertanyaan oleh A.F. Rizki
    "Semua persiapan guru untuk mengajar bersifat teknis. Hasilnya juga dapat diukur dengan instrumen perubahan perilaku yang bersifat verbalistis"
Pertanyaan dari saya: seperti apa wujud instrumen perubahan perilaku yang bersifat verbalistis itu?
Menurut kami, perubahan perilaku bersifat verbalistis itu adalah perubahan tingkah laku, misalnya tau menjadi tidak tau yang diukur dari segi verbal peserta didik, kemampuannya mengungkapkan melalui kata-kata.

Pertanyaan oleh Maulida Astuti
Metode dan kondisi yang bagaimana yang akan mempertinggi efesiensi belajar?

Menurut kami, kondisi yang nyaman, santai tetapi tetap konsentrasi. Bukan kondisi yang mencekam, dan menakutkan yang akan menciutkan keberanian anak untuk berbicara, belajar dan mencoba. Sedangkan metode yang digunakan harus sesuai dengan materi yang akan disampaikan demi tercapainya efisiensi belajar.

Pertanyaan oleh M. Maulana Fajarianto
Bagi seorang penganut teori Gestalt, hakekat belajar adalah penemuan hubungan unsur-unsur di dalam ikatan keseluruhan. Bisakah kawan-kawan menjelaskan sedikit maksud dari teori tersebut.
Menurut kelompok kami maksud dari teori tersebut bahwa suatu ilmu yang sling berkaitan satu sama lain dalam proses pembelajaran.

        
Pertanyaan oleh AhyanPuja Rahmani
 Pada bagian “a. pengertian belajar menurut Teori Behavioristik” paragraf ketiga terdapat pernyataan:
    Ia (Walson) tetap mengakui bahwa perubahan-perubahan mental dalam benak siswa itu penting.
    Menurut kelompok, adakah ciri bahwa seorang siswa telah mengalami perubahan mental?
Jawaban:
Ciri bahwa seorang siswa telah mengalami perubahan mental yaitu sikap dia ketika menerima pelajarn, sikap dia yg mulai tidak memperhatikan pelajaran dan sikap yg lainnya di dalam kelas, ketika dia mulai menolak secara halus mengenai proses pembelajarn merupakan ciri dari perubahan mental ..
       
Pertanyaan oleh Agusdina Wati
            Pada penjelasan "Menurut Thomdike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Dari definisi belajar tersebut maka menurut Thomdike perubahan tingkah laku akibat dari kegiatan belajar itu dapat berwujud kongkrit atau tidak kongkrit." Yang masih  saya belum mengerti, bagaimana wujud kongkrit atau tidak kongkrit tersebut?
Menurut kami, berwujud kongrit itu yang wujud perubahannya nampak contohnya : perubahan perilaku kurang sopan menjadi lebih sopan, yang tampak pada cara peserta didik menyapa gurunya. Sedangkan berwujud tidak kongrit itu tidak bisa di amati, contohnya : tingkah laku yang ada dalam hatinya, dari pembohong menjadi tidak berbohong, itu tidak dapat kita ketahui dengan pasti apakah dia benar-benar tidak berbohong, atau pura-pura jujur.