Hasil diskusi kelompok
8, pokok bahasan Belajar Mengajar
Pertanyaan oleh Mina
Emylia Olfah
Motivasi seperti apa yang bagus untuk diterapkan seorang
guru kepada siswanya agar mereka mau belajar dengan sungguh-sungguh bukan hanya
satu atau dua hari saja mereka termotivasi tetapi motivasi yang berkelanjutan
agar tercipta anak didik yang bukan hanya pintar tetapi juga cerdas dan
kreatif?
Menurut kami, motivasi yang bagus adalah dengan
meyakinkan peserta didik bahwa apa yang akan kita pelajari mudah. Diharapkan setelah
tertanam di dalam diri mereka suatu pelajaran itu mudah, mereka akan senang
mempelajarinya dan tidak merasa sesuatu itu sulit. Sehingga mudah memahami
suatu pelajaran. Setelah mereka mudah memahami mereka jadi tertarik untuk
melakukan sesuatu mengenai pembelajaran tersebut. Sehingga mereka mendapatkan
suatu pengalaman, yang pada hakikatnya pengalaman lebih bertahan lama dalam
pikiran peserta didik. Bukan sekedar “tahu” tetapi “mengalami”.
Pertanyaan oleh Rizky
Setiawan
"Pemahaman tidak hanya sekedar tahu,
tetapi juga menghendaki agar subjek belajar dapat memanfaatkan bahan-bahan yang
telah dipahami."
Maksud dari memanfaatkan
di sini?
Tolong jelaskan!
Menurut kami maksud
dari memanfaatkan disini adalah bagaimana peserta didik dapat
menggunakan/mengaplikasikan ilmu-ilmu dan pengalaman-pengalaman yang telah
dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam proses belajar-mengajar,
diluar proses belajar mengajar, ketika terjun kemasyarakat atau lingkungan,
atau ketika peserta didik bekerja.
Pertanyaan oleh M. Adie
Setiawan
"Namun ia mengemukakan bahwa stimulus tidak harus
berhubungan dengan kebutuhan atau pemuasan biologis"
Tolong jelaskan maksud
dari kata-kata tersebut!
Jawaban:
Sebenarnya pada bagian
ini ada salah pengetikan dari kelompok 1. Pengetikan yang benar adalah '’Namun
ia mengemukakan bahwa stimulus tidak harus berhubungan dengan kebutuhan atau
pemuasan biologis'
Maksudnya adalah bahwa hubungan antara
stimulus dan respon cenderung hal bersifat sementara, oleh sebab itu dalam
kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin diberikan stimulus, agar
hubungan antara stimulus dan respon bersifat lebih tetap. Ia juga mengemukakan,
agar respon yang muncul sifatnya lebih kuat dan bahkan menetap, maka diperlukan
berbagai macam stimulus yang berhubungan dengan respon tersebut.
Pertanyaan oleh Rahmi
Nike Rosahin
1. Kalian mengatakan bahwa hal terpenting dari belajar
adalah pengalaman yang diperoleh bukannya nilai dari belajar tersebut. Bisakah
kalian memberikan contoh konkret dari hal terpenting tersebut!
2. Paul Freire menyebutkan 2 model pendekatan yaitu
pedagogy dan andragogy. Menurut kalian dari kedua model tersebut, manakah model
yang paling tepat diterapkan seorang guru? Serta berikan alasannya!
Jawaban:
1. Contoh
konkretnya adalah pada sistem magang anak tata busana di SMK, pada masa magang
peserta didik ditempatkan pada home industri-home industri yang cukup mempunyai
nama. Otomatis disana peserta didik mendapatkan banyak pengalaman, karena
mereka bukan sekedar belajar untuk mengetahui, tetapi mengalami langsung untuk
mendapatkan suatu hasil tertentu. Peserta didik mendapatkan pengalaman dari
berbagai kesalahan yang mereka lakukan. Mendapatkan pengalaman dari setiap
model baru yang mereka buat. Pengalaman menghadapi berbagai konsumen home industri
tersebut, disinilah pengalaman menjadi hal terpenting bagi proses belajar
mereka. Karena segala pengalaman inilah yang mereka perlukan untuk terjun ke dunia
wirausaha mereka. Bukan hanya nilai yang bisa saja tidak sesuai dengan kemampuan
mereka, karena ada modus-modus lain yang melatarbelakanginya. Bukan hanya nilai
yang terpampang di dalam bingkai foto yang peserta didik perlukan untuk memulai
terjun bekerja, tetapi pengalamanlah yang sangat mereka perlukan.
2. Menurut
kami, model yang paling tepatadalah
model pendekatan andragogy, karena model ini menggunakan metode siswa yang
aktif dlm proses pembelajarn sedangkan guru hanya sebagai fasilitator saja. Dengan
aktifnya siswa memacu cara pikir, kreatifitas, dan kemampuan siswa yang lebih.
Pertanyaan oleh Syifa
Aulia
Bagaimanakah menurut kalian jika adanya keterbatasan
waktu dalam proses belajar mengajar, bagaimana cara kita sebagai "calon
pendidik" untuk mengajar yang efektif dalam waktu pembelajaran yang
tersedia terbatas sedangkan materi ajarnya banyak?
Menurut kami, pertama
dengan metode skimming yakni menemukan main idea dari materi yang kita
ajarkan. Sampaikan pokok-pokok materinya
dan untuk pengayaan bisa diberi tugas kelompok untuk waktu yang lain bisa
disajikan dalam bentuk presentasi oleh anggota kelompok kelas. Kedua, dengan
mewajibkan siswa (bisa perorangan bisa kelompok) membaca dan membuat
pertanyaan-pertanyaan dari bacaan tersebut. Kemudian guru mengajar berdasarkan
dari pertanyaan-pertanyaan yang ada dengan pengayaan contoh-contoh atau
simulasi. atau dengan metode-metode lain
yang dikemas secara kreatif disesuaikan dengan sekolah dan kondisi siswa-siswi
di kelas.
Pertanyaan oleh Muklis
Dwi Putra
“Pendidikan seharusnya membangun kesadaran
kritis, dan mampu menciptakan ruang untuk tumbuhnya resistensi dan subversi
terhadap sistem yang dominan.”
Berdasarkan kalimat diatas, apa yang
dimaksud dengan resistensi dan subversi?
“Asumsi lain dari teori sibernetik adalah
bahwa tidak ada satu proses belajar pun yang ideal untuk segala situasi, dan
yang cocok untuk semua siswa.”
Apa maksud dari kalimat diatas?
Jawaban
Resistensi diambil dari serapan bahasa
inggris "Resistance" yang berarti "Ketahanan" atau
"Kekebalan". Dan Subversi itu maksudnya gerakan dalam usaha atau
rencana menjatuhkan kekuasaan yang sah diluar hukum undang-undang.
Jadi, kalau subversi dalam pendidikan
mungkin bisa diartikan sebagai gerakan dalam mengusahakan pendidikan itu. Sedangkan
pertanyaan kedua. Maksudnya itu masih berupa asumsi lain atau dugaan lain yang
dianggap benar. Jadi, kemungkinan teori ini tidak mengutamakan proses yang
dimaksudkan tersebut. Teori sibernetik lebih mengutamakan belajar sebagai
mengolah informasi.
Pertanyaan oleh Lisa wulandari
Tujuan
belajar dan kedudukannya dalam proses belajar mengajar, Tolong jelaskan secara mudah
mengenai dua hal tersebut!
Menurut kami, tujuan belajar belajar dalam proses belajar
mengajar sangat memegang peranan karena menentukan mau dibawa kemana arah
pebelajaran ini. Proses belajar mengajar dilakasanakan berdasarkan tujuan
belajar yang hendak dicapai, dan untuk mencapainya maka proses belajar itu
sendiri juga menjadi prioritas. Karena tujuan akan tercapai dengan
terlaksananya proses itu sendiri.
Pertanyaan oleh
Hairunnisa Fitriani
"Bagi seorang behavioris, belajar pada
dasarnya adalah menghubungkan sebuah respons tertentu pada sebuah stimulus yang
tadinya tidak berhubungan"
Tolong berikan
penjelasan pada kalimat diatas?
Menurut kami, maksud
dari penjelasan di atas adalah bahwa teori behavioristik ini lebih mengutamakan
pengukuran dari pada proses pembelajaran. Karena melalui pengukuran dapat
dilihat berhasil tidaknya suatu pembelajaran.
Pertanyaan oleh Rusmaliana
Bagaimana peran seorang
guru membuat siswa berkonsentrasi dan bereaksi? berikan contohnya!
Menurut kami peranan
guru membuat siswa berkonsentrasi sangat besar, kemampuan pendidik mengendalikan
keadaan siswa asmempengaruhi berapa besar daya konsentrasi peserta didik.
Hendaknya pendidik memastikan kesiapan peserta didik sebelum memulai proses
belajar mengajar. Patikan peserta didik fokus, tidak melakukan hal lain diluar
pelajaran, dan dalam keadaan fisik maupun jiwa yang baik-baik saja, Dengan
konsentrasi peserta didik yang tinggi, maka akan membuat peserta didik mereaksi
apa yang pendidik ajarkan.
Pertanyaan oleh Muliani
Rahma
Menurut kalian
bagaimana cara guru dalam melakukan pengulangan yang efektif agar siswa tidak
mudah lupa dengan pelajaran mereka?
Menurut kami salah satu
cara dengan mengulang pembelajaran sebelumnya, sebelum memulai pembelajaran
baru. Memberitahukan bahwa ada keterkaitan dari pembelajaran yang satu dengan
yang lainnya. Sehingga peserta didik mempelajari ulang pelajaran yang telah
mereka terima sebelumnya.
Pertanyaan oleh A.F.
Rizki
"Semua persiapan guru untuk mengajar
bersifat teknis. Hasilnya juga dapat diukur dengan instrumen perubahan perilaku
yang bersifat verbalistis"
Pertanyaan dari saya:
seperti apa wujud instrumen perubahan perilaku yang bersifat verbalistis itu?
Menurut kami, perubahan
perilaku bersifat verbalistis itu adalah perubahan tingkah laku, misalnya tau
menjadi tidak tau yang diukur dari segi verbal peserta didik, kemampuannya
mengungkapkan melalui kata-kata.
Pertanyaan oleh Maulida
Astuti
Metode dan kondisi yang
bagaimana yang akan mempertinggi efesiensi belajar?
Menurut kami, kondisi
yang nyaman, santai tetapi tetap konsentrasi. Bukan kondisi yang mencekam, dan
menakutkan yang akan menciutkan keberanian anak untuk berbicara, belajar dan
mencoba. Sedangkan metode yang digunakan harus sesuai dengan materi yang akan
disampaikan demi tercapainya efisiensi belajar.
Pertanyaan oleh M.
Maulana Fajarianto
Bagi seorang penganut
teori Gestalt, hakekat belajar adalah penemuan hubungan unsur-unsur di dalam
ikatan keseluruhan. Bisakah kawan-kawan menjelaskan sedikit maksud dari teori
tersebut.
Menurut kelompok kami maksud
dari teori tersebut bahwa suatu ilmu yang sling berkaitan satu sama lain dalam
proses pembelajaran.
Pertanyaan oleh AhyanPuja
Rahmani
Pada bagian “a. pengertian belajar menurut
Teori Behavioristik” paragraf ketiga terdapat pernyataan:
Ia (Walson) tetap mengakui bahwa
perubahan-perubahan mental dalam benak siswa itu penting.
Menurut kelompok, adakah ciri bahwa seorang
siswa telah mengalami perubahan mental?
Jawaban:
Ciri bahwa seorang
siswa telah mengalami perubahan mental yaitu sikap dia ketika menerima
pelajarn, sikap dia yg mulai tidak memperhatikan pelajaran dan sikap yg lainnya
di dalam kelas, ketika dia mulai menolak secara halus mengenai proses
pembelajarn merupakan ciri dari perubahan mental ..
Pertanyaan oleh
Agusdina Wati
Pada penjelasan "Menurut Thomdike, belajar adalah
proses interaksi antara stimulus dan respon. Dari definisi belajar tersebut
maka menurut Thomdike perubahan tingkah laku akibat dari kegiatan belajar itu
dapat berwujud kongkrit atau tidak kongkrit." Yang masih saya belum mengerti, bagaimana wujud kongkrit
atau tidak kongkrit tersebut?
Menurut kami, berwujud
kongrit itu yang wujud perubahannya nampak contohnya : perubahan perilaku
kurang sopan menjadi lebih sopan, yang tampak pada cara peserta didik menyapa
gurunya. Sedangkan berwujud tidak kongrit itu tidak bisa di amati, contohnya :
tingkah laku yang ada dalam hatinya, dari pembohong menjadi tidak berbohong,
itu tidak dapat kita ketahui dengan pasti apakah dia benar-benar tidak
berbohong, atau pura-pura jujur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar